Aliran Rasa Babak Main 1 : Mengenal Potensi Diri

 

Bandung, 10 November 2020


Bismillah...


Babak main 1 ini tentang mengenali potensi diri, Caranya? Salah satunya dengan mengisi 7 lembar berkas main yang seru sekali kala mengisinya. Yang kedua dengan menyimak sharing member IP lain di warta warga tentang pengalaman menemukan, menggali, dan mengembangkan potensi diri. Kemudian puncaknya adalah dengan menyimak layar tancap sesi gelanggang inspirasi dengan pemateri tak lain dan tak bukan adalah bu Septi Peni Wulandani.


Alhamdulillah pada babak main 1 ini, 7 berkas yg harus diisi cukup menguras pikiran, hati, dan emosi. Atau bahasa milenial-nya mah 👉 Selfplak. Why??? Karena si lembar main membuat diri ini merenung, malah bahkan seolah memaksa diri untuk bermuhasabah diri. Iyess, mau tak mau harus berflash back ria, ke masa kecil, ke masa SMA, dan bahkan ke masa manis manja saat awal-awal menikah...uhuiiii😁


Siapa aku? Seperti apakah aku ini? Apa ragam aktivitasku? Apa aktivitas yg kusukai? Aku bisa aktivitas apa saja? Seperti apakah aku di mata suami, anak, keluarga, sahabat, dan kerabat? Tantangan apa yg pernah ku hadapi? Bagaimana caraku move on dan bisa memantul lebih tinggi? Bagaimana mengapresiasi diri? Bagaimana self love? Siapakah sosok teladanku? Siapakah dia? Seperti apakah dia? Hal baik apa yang dapat dicontoh darinya?

Yup, mengisi lembar main 1 ini persis seperti apa yg yunda itsnita bahas di podcast-nya bahwa proses refleksi diri dan berkontemplasi, menilas hikmah dari setiap episode kehidupan itu merupakan bagian dari ikhtiar menyusun puzzle kehidupan.


Lembar demi lembar membuat semakin hanyut kala mengisinya. Terhanyut mengikuti alurnya, mengenang, merefleksi diri, sekaligus menarik benang merah yg berupa hikmah. Dan semua proses itu bermuara pada pencarian jawaban akan keberadaan diri ini. Ada maksud dan tujuan apakah gerangan hingga Allah SWT menciptakan diri ini dan menghadirkannya di muka bumi???


Mencari jawaban ini juga menghantarkan pada proses merenungi apa yg sudah dilewati selama ini. Tentunya jalanan itu tak selamanya mulus, lurus, dan lancar jaya kan ya, kawan. Pasti berkelok, menukik, terjal, bahkan penuh kerikil. Begitu juga apa yg sudah saya lewati. 


Merenungi kejadian-kejadian pahit dan mengenang kembali cara diri ini bangkit dari semua itu. Membuat dada ini bergemuruh, bergetar, menahan haru. Iya haru. Bukan sedih. Alhamdulillah atas izin Allah SWT, saya dapat mengalirkan kesedihan melalui metode angry management. Insya Allah, atas izin Allah SWT, sembuhkan semua luka itu dan hanya meninggalkan rasa haru kala mengenangnya.

Haru karena diri ini ternyata kuat, mampu, dan bisa melewati semua itu. Ah, lembar main ini tanpa sadar merupakan pembuktian kadar self love. Dengan mengisi lembar "apresiasi untuk diri", semakin membuka mata, bahwa diri ini layak untuk dicintai, layak untuk dihargai, layak untuk menerima gratitude. Alhamdulillah💞


Bu Septi menguraikan kala sesi layar tancap gelanggang inspirasi, bahwa hobi ternyata tidak sama dengan passion. Dan passion itu.........

  • Tidak merasa lelah bila harus berjam-jam mengerjakannya
  • berbinar ketika mengerjakannya (terlihat dari raut wajah dan mata)
  • energinya tiada habisnya
  • bila selesai mengerjakan, bukannya merasa kelelahan, melainkan seolah seperti makin berlimpah energinya


Paparan beliau tersebut membuat saya berpikir keras kala harus mengisi lembar terakhir. Ya, lembar main terakhir berisi tentang "Sosok Teladan". Tentunya bukan sembarang sosok ya. Haruslah sosok yang dapat menginspirasi diri saya pribadi. Sosok yang seperti apa? Pastinya sosok yang sudah teruji dan terbukti kadar passion-nya akan suatu aktivitas yang ditekuni. Passion yang identik dengan panggilan jiwa. Lalu indikatornya apa? menurut yunda Itsnita, indikatornya berupa nikmat, taat, dan bermanfaat.

Dan sosok tersebut bagi saya adalah guru les di masa SMA. Beliau sosok yang sangat saya kagumi. Hidupnya penuh dengan kesederhanaan, tapi penuh makna, mindfullness, mengabdikan dirinya demi kebermanfaatan di bidang pendidikan di kota kelahiran saya. Jadi jalan kebaikan bagi banyak anak didiknya. Semoga Allah SWT merahmati beliau, menjaganya selalu, mengangkat semua kesulitannya, dan berkelimpahan pahala kebaikan yang penuh berkah. Allahumma Aamiin


Komentar