Kisah Uri Si Ulat Gemuk


siklus metamorfosis kupu kupu via fungsi.web.id
Source: https://jempolkaki.com/metamorfosis-kupu-kupu/

Tema : Bullying
Oleh : Dyah Ariani Pratiwi

Di suatu perkebunan teh, di salah satu batang tanaman teh tinggalah Uri si ulat gemuk. Setiap pagi, Uri dan teman-temannya berlomba naik ke puncak batang tanaman teh untuk memakan bagian pucuk daunnya. Ada Uci si ulat pendek dan ada Upi si ulat panjang. Mereka bertiga saling berlomba untuk sampai terlebih dulu di pucuk tanaman teh.

“Pagi Uri, apakah semalam tidurmu nyenyak?,” tanya Uci si ulat pendek kepada Uri.
“Hoaaam....Selamat pagi juga Uci, semalam aku tidur terlalu larut karena keasyikkan melihat butiran air hujan yang jatuh ke tanah,” jawab Uri kepada Uci.
“Wah, iya ya, semalam turun hujan, berarti pagi ini pucuk daun akan lebih terasa segar saat kita makan nanti, kawan-kawan,” celetuk Upi tiba-tiba.
“Benar juga apa katamu, Upi. Hayuk, seperti biasa kita mulai perlombaan,” balas Uci dengan bersemangat.
“Ku mulai dengan menghitung aba-abanya ya, kawan-kawan. Satu. Dua. Tiga. Jalan!,” seru Uri.

Ketiganya pun mulai melaju menggeliatkan badan ke depan agar semakin cepat sampai ke pucuk daun teh. Ternyata meskipun badannya gemuk, gerakan Uri sangatlah gesit sehingga bisa lebih dulu sampai ke pucuk daun teh. Setibanya di pucuk daun, Uri dengan bersorak-sorak riang menyemangati Uci dan Upi agar segera menyusul menemaninya. Namun, tiba-tiba dari arah belakang terdengar suara serak si Ben Belalang yang tengah hinggap di salah satu pucuk daun teh.

“Wah...wah...apa-apaan ini, ada rombongan buruk rupa nan lelet yang sok mau ikutan mencicipi kelezatan si pucuk daun teh,” teriak Ben Belalang dengan kasar.
“Kalian terlalu lamban, coba lihat diriku, aku punya kaki jenjang, aku juga punya sayap cantik. Karenanya aku pun bisa dengan mudah terbang lalu hinggap di pucuk daun teh yang kusuka,” lanjut Ben Belalang yang berlagak pongah.
“Cukup, Ben! Menjauhlah dari kami. Biarkan kami menikmati sarapan pagi kami dalam keadaan tenang,” balas Upi si ulat panjang dengan tegas.
“Hahaha...emang dasar ulat lamban...ulat lelet...Caoooo....hahaha,” kata Ben Belalang sambil terbang menjauh.

----------000----------

Pada suatu pagi yang cerah, Uri berkunjung ke rumah Upi. Tetapi setelah beberapa kali memanggil-manggil nama Upi ternyata tidak ada balasan. Selidik punya selidik, Uri melihat Upi berubah menjadi kepompong. Upi ternyata sedang menjalani proses Metamorfosis. Metamorfosis adalah perubahan atau peralihan bentuk. Selama hidupnya, ulat akan melalui proses yang dapat mengubah bentuknya menjadi kepompong dan kupu-kupu. 

“Senangnya Upi sudah bisa memasuki fase Metamorfosis. Sebentar lagi Upi si ulat akan berubah menjadi kupu-kupu. Kapan ya giliranku tiba?,” bisik Uri sedih.

Uri pun memberitahu Uci tentang kondisi Upi. Sekarang hanya tinggal mereka berdua. Meskipun tinggal berdua saja, mereka tetap meneruskan kebiasaan berlomba berburu pucuk daun teh di pagi hari. Uri dan Uci pun dengan lahap memakan lembar demi lembar dari pucuk daun tanaman teh. Kemudian lagi-lagi terdengar suara serak Ben Belalang menyapa mereka dengan kasar.

“Kalian Cuma berdua? Jangan-jangan si Upi sedang tidur tenang dalam kepompongnya ya. Asyik tuh, berarti sebentar lagi dia akan jadi Kupu-kupu. Kapan tuh giliranmu tiba, Uri? Eh, tapi kalau dilihat dari tubuhmu yang gemuk, kayaknya bakal susah tuh berubah jadi kepompong, hahaha....apalagi jadi kupu-kupu ya, pastinya nanti bukan jadi kupu-kupu yang cantik deh, hahaha....Caoooo,” ejek Ben Belalang sambil terbang menjauh.
“Jangan bersedih ya, Uri. Giliran kita pasti akan tiba secepatnya. Yang penting kita nikmati kebersamaan sekarang ya,” seru Uci menyemangati Uri.
“Iya doooong, yuk lanjuuuut kita bersenang-senang,” balas Uri dengan tersenyum riang.

----------000----------

Proses metamorfosis pada kupu-kupu bisa dibilang cukup panjang dan lama. Metamorfosis pada kupu-kupu merupakan jenis metamorfosis sempurna. Secara sederhana terdapat empat tahapan dalam metamorfosis kupu-kupu ini. Dimulai dari telur kemudian menjadi ulat atau larva, selanjutnya kepompong dan pada akhirnya menjadi kupu-kupu. Jika diamati dari luar fase kepompong seolah terlihat seperti sedang beristirahat, namun sejatinya di dalamnya sedang berlangsung proses pembentukan kupu-kupu selama 7 sampai 20 hari tergantung spesies.

Ternyata tak lama berselang, tibalah giliran Uci yang menyusul Upi untuk memasuki fase Metamorfosis dengan berubah menjadi kepompong. Uri bersedih tapi sekaligus senang juga. Uri senang karena akhirnya kawannya bisa segera berubah menjadi kepompong. Uri bersedih karena sekarang dia hanya sendirian. Tidak akan ada yang menemaninya memanjat ke bagian pucuk tanaman teh untuk mencari daun termuda. Dan seperti biasa setiap Uri menikmati pucuk daun teh, Ben Belalang selalu ada juga disana untuk mengganggunya.

“Uri si ulat gemuk...Uri si ulat yang ga bisa jadi kepompong...Uri si lamban. Lihat Uri, kawan-kawanmu sedang asyik sendiri di dalam kepompongnya, kamu disini sendirian deh. Badan kamu gendut sih, jadinya ga bisa berubah jadi kepompong...hahaha,” teriak Ben Belalang penuh dengan hinaan.

 “Biar saja, aku tidak apa-apa, kok! Badanku memang gemuk, tetapi Allah SWT memberiku kelebihan lain yakni kesabaran. Dalam kesabaranku, selalu kupanjatkan doa terbaikku agar kelak aku bisa bermetamorfosis menjadi kupu-kupu yang cantik. Lihat saja nanti wahai Ben Belalang, kau kelak akan terperangah melihat sosok baruku dan kau pun tidak akan berani lagi mengejek dan menghinaku.” Balas Uri dengan lembut dan santun.

Tidak berapa lama kemudian, tibalah fase yang sudah sangat dinanti-nantikan oleh Uri si Ulat Gemuk. Uri pun berubah menjadi kepompong.

----------000---------- 

“Hoaahem....nyenyak sekali tidurku. Badanku terasa segar sekali. Eh, tunggu, dimanakah aku? Oh iya lupa, aku ada disarang kepompongku. Berarti, tunggu apakah aku akan berubah menjadi kupu-kupu yang cantik ya?.” Ucap Uri penuh harap.

"Masya Allah. Allahu Akbar. Aku punya sayap. Besar dan lebar. Dan warnanya, duh cantik sekali. Alhamdulillah, terima kasih ya Allah, Engkau telah menjawab doa-doaku selama ini.” Lanjut Uri sambil menatap ke langit pagi.

Uri pun terbang. Seluruh wilayah perkebunan teh pun dijelajahnya. Tiba-tiba pandangannya melihat sesosok Ben Belalang. Tapi Ben Belalang tidak terlihat baik-baik saja. Ternyata kaki Ben yang panjang tersangkut di celah sempit bebatuan. Tanpa berpikir panjang, Uri pun terbang mendekati Ben agar bisa menolongnya. Dengan mengucap bismillah, Uri pun pelan-pelan menarik Ben dan akhirnya kakinya pun bisa lepas dari celah sempit yang menghimpitnya.

“Terima kasih sudah mau menolongku. Oh iya, kamu siapa ya?” tanya Ben Belalang kepada Uri si Mantan Ulat Gemuk.
“Halo, Assalamu’alaikum, Ben. Apakah kau lupa denganku? Aku ini Uri, si Ulat Gemuk yang sekarang sudah bermetamorfosis menjadi kupu-kupu.” Jawab Uri dengan tegas.
“Astaga, ya ampun, Uri, kau...kau...kau...berubah menjadi kupu-kupu yang cantik sekali.” Lanjut Ben.
“Ah maafkan sikap dan ucapanku selama ini kepadamu ya Uri. Aku sudah bersikap sangat tidak adil kepadamu dan teman-temanmu. Dan sekali lagi kuucapkan terima kasih dari lubuk hatiku terdalam atas pertolonganmu.” Ucap Ben penuh ketulusan.
“Iya Ben, sama-sama.” Kata Uri sambil tersenyum hangat.

Sejak saat itu, Uri si Mantan Ulat Gemuk dan Ben Belalang pun berteman dan selalu menghabiskan waktu untuk bermain bersama-sama. 

 ----------000----------


Bandung, 31 Maret 2018

#KelasMenulisCeritaAnak
#TantanganMenulis
#TemaBullying
#Fabel






Komentar