NICE HOMEWORK #2 : Tahap Awal Menjadi Ibu Profesional, Kebanggan Keluarga

*MENJADI IBU PROFESIONAL, KEBANGGAAN KELUARGA*
KELAS MATRIKULASI BATCH #6 INSTITUT IBU PROFESIONAL
NHW #2 Kelas Bandung 1
oleh : Dyah Ariani Pratiwi
Assalamu'alaikum.wr.wb
Memiliki visi dan misi selain penting kiranya untuk dinyatakan ke dalam bentuk tulisan dan divisualisasikan, perlu juga untuk dipahami lebih mendalam, salah satunya dengan mem-breakdown word by word alias didefinisikan terlebih dahulu. Materi pada sesi 2 kelas Matrikulasi ini mengajak saya pribadi untuk mau dan mampu mendalami serta memahami tagline Ibu Profesional yakni "Menjadi Ibu Profesional, Kebanggaan Keluarga".
Saya diajak untuk menyelami tahapan awal dari proses transformasi diri menjadi Ibu Profesional kebanggaan keluarga. Terlebih dahulu saya perlu mengenal definisi dari kata Ibu. Berdasarkan KBBI, kata Ibu memiliki beberapa makna sebagai berikut : 
1. perempuan yang telah melahirkan seseorang;
2. sebutan untuk perempuan yang sudah bersuami;
3. panggilan yang takzim kepada perempuan baik yang sudah bersuami maupun yang belum;
4. bagian yang pokok (besar, asal, dan sebagainya): -- jari;
5. yang utama di antara beberapa hal lain; yang terpenting: -- negeri; -- kota;
Sedangkan untuk kata Profesional, dalam KBBI memiliki makna sebagai berikut :
1. bersangkutan dengan profesi;
2. memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya: ia seorang juru masak --;
Jadi berdasarkan dua makna kata, Ibu dan Profesional, maka Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional merumuskan Ibu Profesional itu adalah seorang perempuan yang :
a. Bangga akan profesinya sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya.
b. Senantiasa memantaskan diri dengan berbagai ilmu, agar bisa bersungguh –sungguh mengelola keluarga dan mendidik anaknya dengan kualitas yang sangat baik.
Kemudian, setelah memahami rumusan makna kata Ibu Profesional, maka saya pun harus memahami apa itu komunitas Ibu Profesional yang sering disingkat IP. 
Komunitas Ibu Profesional adalah forum belajar bagi para perempuan yang senantiasa ingin meningkatkan kualitas dirinya sebagai seorang ibu, istri dan sebagai individu.
Sebagai suatu komunitas berbentuk forum belajar tentunya memiliki visi dan misi bahkan tahapan-tahapan pencapaian pada setiap jenjangnya pembelajarannya. Berdasarkan materi yang telah disusun oleh Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional, ada 4 tahapan pembelajaran yang harus dilalui oleh peserta agar bisa bertransformasi menjadi seorang Ibu Profesional yaitu :
a. Tahap Bunda Sayang
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi guru utama dan pertama bagi anak-anaknya
b. Tahap Bunda Cekatan
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya sehingga menjadi keluarga yang unggul.
c. Tahap Bunda Produktif
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan rasa percaya diri ibu, dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya
d. Tahap Bunda Shaleha
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan peran ibu sebagai agen pembawa perubahan di masyarakat, sehingga keberadaannya bermanfaat bagi banyak orang.


Next step, setelah memahami definisi Ibu profesional, kemudian lanjut mengenal lebih dekat dengan komunitas Ibu Profesional, selanjutnya saya pun diajak untuk memahami bahwa goal akhir yang berupa transformasi diri menjadi Ibu Profesional itu memiliki indikator pencapaiannya.
Apa Indikator Keberhasilan Ibu Profesional? 
jawabannya adalah “_Menjadi KEBANGGAAN KELUARGA_”
Kalimat di atas adalah satu indikator utama keberhasilan seorang Ibu Profesional. Karena customer utamanya adalah anak-anak dan suami. 
Oleh karena itu NHW kali ini adalah membuat “CHECKLIST INDIKATOR PROFESIONALISME PEREMPUAN” yang terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu :
  1. Sebagai individual
  2. Sebagai istri
  3. Sebagai ibu
Saya pun diminta untuk membuat indikator yang sekiranya saya mampu untuk menjalankannya. Karena saya sudah berkeluarga dan memiliki 2 anak, maka customer utama saya adalah suami dan kedua putra putri saya. Sehingga saya perlu untuk menanyakan langsung kepada suami tentang indikator istri seperti apa sebenarnya yang bisa membuat dirinya bahagia. Saya juga perlu menanyakan pada anak-anak tentang indikator semacam apa sebenarnya yang bisa membuat mereka bahagia. Kemudian jawaban-jawaban mereka saya jadikan sebagai referensi dalam membuat checklist.
Sebelumnya, perlu dipahami bahwa terdapat kunci dalam membuat indikator checklist tersebut, yang disingkat menjadi SMART. Berikut penjelasannya.
– SPECIFIK (unik/detil)
– MEASURABLE (terukur, contoh: dalam 1 bulan, 4 kali sharing hasil belajar)
– ACHIEVABLE (bisa diraih, tidak terlalu susah dan tidak terlalu mudah)
– REALISTIC (Berhubungan dengan kondisi kehidupan sehari-hari)
– TIMEBOND ( Berikan batas waktu).
NHW #2 ini saya kerjakan dengan terlebih dahulu menggali indikator keberhasilan saya pribadi sebagai individu. Karena saya yakin dan percaya bahwa bila secara pribadi saya sudah tuntas dengan kegalauan saya maka saya pun bisa lebih bahagia menjalankan peran lainnya sebagai Istri dan Ibu. Jadi berikut adalah checklist indikator keberhasilan saya sebagai individu :
Selanjutnya, Saya pun melakukan pedekate pada suami. Saya mengamati dalam keseharian dan menanyakan langsung kepadanya. Daaan...jangan ditanya ya betapa terlihat bahagia raut wajahnya kala istrinya menanyakan hal-hal persepsi peran istri yang membuatnya bahagia😆. Suami pun dengan semangat menuliskannya. Tetapi karena memang karakter beliau adalah tipe pendiam, jadi tidak banyak yang bisa dikeluarkan dalam bentuk tulisan. Hanya 2 poin saja yang dimintanya untuk saya bisa menjadi istri yang baik dimatanya😅. 
Tapi saya yakin bahwa sebenarnya masih banyak harapan yang dipendamnya. Karena itu saya pun melakukan observasi di keseharian kami. Dan yup benarlah feeling saya. Ternyata masih ada banyak hal baik yang diharapkan dari saya sebagai istrinya. Berikut adalah checklist indikator peran saya sebagai istri : 
Terakhir, saya melakukan pedekate pada kedua anak saya. Anak sulung saya adalah perempuan bernama Haana dan sekarang sudah berusia 4 tahun. Sedangkan anak bungsu saya adalah laki-laki dan sekarang baru berusia 1,5 tahun. Tentunya ada perbedaan yang signifikan kala harus menanyakan pada keduanya. Haana karena sudah bersekolah dan memang pada dasarnya anaknya cerewet, maka saya pun lebih mudah menangkap apa yang ia mau. Untuk adeknya ini yang susah-susah gampang, secara karena usianya yang belum genap 2 tahun dan masih berada di fase bicara yang sepatah dua patah kata saja, maka saya pun perlu effort ekstra pakai bangeeet dalam memahaminya. 
"bepbep...bot...ngeeng...mam..mam...num...aiii...bil...ayah...eteh...nda", serbuan kata yang saya terima dari anak bungsu saya...😂😂😂. Alhasil saya pun mencoba memahaminya melalui observasi pengasuhan dalam keseharian. Jadi berikut adalah indikator checklist keberhasilan sebagai ibu yang "sekiranya" diharapkan oleh kedua anak saya : 
 
Ini merupakan langkah pertama saya sebagai usaha saya untuk mentransformasi diri menjadi Ibu Profesional. Seperti pepatah berikut :
Perjalanan ribuan mil, selalu diawali dengan langkah pertama
Seperti pula pesan pak Dodik kepada Ibu Septi untuk meyakinkan beliau tentang pentingnya kesungguhan menjadi seorang Ibu sebagai berikut:
“_Bersungguh-sungguhlah kamu di dalam, maka kamu akan keluar dengan kesungguhan itu, tidak ada hukum terbalik_” -Dodik Mariyanto

Akhir kata, semoga saya pribadi beserta keluarga selalu bisa berproses memantaskan diri dan mampu menikmati setiap prosesnya dengan penuh keikhlasan dan hati bahagia😄.
Go, Ibu Pembelajar!
Wassalamu'alaikum.wr.wb

Sumber :
Materi Kelas Matrikulasi oleh Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional, 2018



Komentar