Menikmati Saung Angklung Udjo bersama Keluarga Besar Almalia School


  
Momen keceriaan teteh Haana kala mengenal angklung tuk yang pertama kalinya
Bulan lalu, sekolahnya teteh Haana, sang anak sulung, mengadakan family gathering ke Saung Angklung Udjo. Agenda family gathering ini merupakan agenda wajib setiap tahunnya. Tahun lalu kami berkunjung ke Jendela Alam di Lembang. Tahun ini sebenarnya dijadwalkan di Kampung Batu Malakasari yang di Baleendah. Namun sayangnya, bertepatan dengan mendekati jadwalnya, kondisi cuaca sedang sangat tidak bersahabat. Hujan deras turun terus menerus sehingga menyebabkan meluapnya sungai citarum. Alhasil banjir pun melanda. Di Kampung Batunya sendiri tidak banjir, tetapi akses jalan kesananyalah yang justru kebanjiran. Solusi satu-satunya adalah lewat jalan tol soreng-bandung. Tetapi jadwal yang harus dimulai pagi-pagi benar dan waktu itu pas sabtu-minggu, maka akan tidak terbayang betapa macetnya nanti. Bisa dipastikan bila traffic macet, anak-anak pun bakal mulai crancky dong.

Ternyata kekhawatiran saya itu tidak hanya dirasakan oleh saya dan suami saja. Semua orangtua dan wali murid merasakan kekhawatiran yang sama. Oleh karenanya, sehari sebelum tanggal gathering, alhamdulillah pihak sekolah memutuskan untuk mengganti lokasi family gathering. Karena dadakan, jadinya pihak sekolah mencari lokasi yang bisa didatangi tanpa harus mem-booking jauh-jauh hari. Dan akhirnya ke Saung Angklung Udjo solusinya. Saya dan suami senangnya bukan main, karena kami sendiri pun belum pernah berkunjung kesini semenjak menikah, dan bahkan kami sengaja menunda-nunda kesini karena anak masih kecil khawatir belum paham tentang gelaran seni yang ditampilkan. Eh, alhamdulillah sekali, kesempatan berkunjung ke Saung Angklung Udjo ini difasilitasi oleh pihak sekolah. Bagaikan menepuk dayung dua tiga pulau terlampaui...πŸ˜€πŸ˜„πŸ˜‰
Inilah dia #TimKeluargaSafari, lengkap dengan Uti dan Akung, serta pastinya para duo safari, Haana dan Raziq...😁
Seperti biasa setiap ada momen family gathering, orangtua dan wali murid diberi kesempatan untuk turut memesan kaos yang sama dengan anaknya. Tentunya kaos untuk siswa Almalia School adalah gratis. Jadi saya dan suami serta adek Raziq pun memesan kaos tersebut. Spesial untuk saya, meminta kaos dengan model yang busui friendly dong...πŸ˜‰. Agenda berkunjung ke Saung Angklung Udjo ini pun kami ceritakan ke Akung dan Uti (read : bapak dan ibu saya). Akung dan Uti pun tertarik untuk mengikutinya. Kami pun melaporkan hal tersebut ke pihak sekolah karena terkait dengan biaya tiket masuk dan konsumsi. Khusus untuk orangtua murid, tidak ada tambahan biaya. Tetapi untuk si adek Raziq, Uti, dan Akung ya mau tidak mau harus menambah biaya.
Kami sekeluarga pun sepakat bahwa saya, suami dan duo safari (read : Haana dan Raziq) ikut rombongan Bus yang sudah disediakan oleh sekolah. Sedangkan Uti dan Akung membawa mobil sendiri. Hal tersebut supaya ketika agenda di Saung Angklung Udjo selesai, saya sekeluarga bisa pulang langsung bareng-bareng Uti dan Akung saja. Sesuai jadwal, kami diminta berkumpul di Bus tepat pukul 07.30. Kami pun sampai di Bus tepat waktu sehingga Haana dan Raziq masih sempat beradaptasi alias jelajah Bus saat menunggu semua peserta Family Gathering kumpul. Menunggu semua peserta berkumpul di Bus ternyata lumayan memakan waktu sehingga terjadi keterlambatan keberangkatan dari yang sudah dijadwalkan. Tapi meskipun sempat menunggu lama di Bus dan berangkatnya tidak sesuai kesepakatan rundown acara, alhamdulillah anak-anak tetap ceria dan sangat bersemangat.
Almalia School merupakan daycare and preschool yang berlokasi di Perumahan Permata Buah Batu di terusan Bojongsoang, dekat dengan kampus Telkom University. Dari terusan bojongsoang menuju ke lokasi Saung Angklung Udjo yang dijalan Padasuka ternyata tidak memakan waktu yang lama. Perjalanan hanya sekitar setengah jam saja bila menggunakan kendaraan Bus besar. Dan alhamdulillah karena Busnya nyaman, thole Raziq dan ayah malah sempet tertidur. Teteh Haana malah asyik bernyanyi riang bersama-sama bunda guru dan teman-temannya sambil sebentar-sebentar menghabiskan snack yang dibagikan sekolah.
Setibanya di lokasi, semua peserta family gathering berkumpul dihalaman depan Saung Angklung Udjo untuk sesi foto bersama. Kemudian berbaris dan berjalan bersama memasuki spot khusus yang sudah disediakan untuk rombongan Almalia School. Setelah semua berkumpul, maka dimulailah acara ramah tamah. Agenda ramah tamah ini diawali dengan para bunda guru (panggilan kami bagi para pengajar) mengenalkan diri dan identitas kelas tempatnya mengajar. Tapi tunggu, ada yang membuat acara perkenalan ini seru dan menyenangkan yakni para bunda guru diharuskan mengenalkan dirinya dengan cara menyanyikan word by word...😁.
 
Momen keseruan waktu para Bunda Guru melakukan yel-yel dan perkenalan
Oh iya sebelum para bunda guru memulai mengenalkan diri, terlebih dahulu diawali dengan yel-yel. Nah, konsep yel-yel ini juga ternyata ditekankan juga kepada para orangtua siswa. Jadi setelah sesi perkenalan para bunda guru, dilanjut dengan game. Perwakilan dari bunda guru membuat pesawat terbang dari kertas lalu dilemparkan ke arah tempat berkumpul para orangtua siswa. Bagi orangtua siswa yang kedapatan kena lemparan pesawat terbang kertas, maka diminta untuk berdiri lalu melagukan yel-yel versi keluarganya untuk mengenalkan diri.

Saya dan suami sempet dibuat pusing juga nih untuk urusan bikin yel-yel keluarga. Pak suami mah memasrahkan ke saya sepenuhnya untuk urusan lirik dan lagu yang digunakan. Tetapi sayangnya hal itu berbeda dengan maunya Haana. Saya coba menggunakan lagu tayo yang liriknya diganti versi kami, eh Haana teriak-teriak tidak boleh.

"Hai kawan...Ini Ayah dan Bunda Haana........", Kata saya dengan menggunakan melodi lagu soundtrack Tayo.
"Bukan, Bunda! Kata-katanya tidak begitu. Bunda salah", Protes Haana kala itu.
"Lalu yang benar itu bagaimana, teh?", Tanya saya ke Haana.
"yang benar begini, Bunda....Hai Tayo, dia bis kecil ramah....", Balas Haana dengan menyanyikan lirik asli soundtrack Tayo.

*ampuuun, deh. Saya pun tepok jidat...πŸ˜†(sambil tertawa ngakak didalam hati sebenarnya, hehe)
Selesai acara perkenalan, rombongan pun pindah menuju ke lokasi utama yaitu area pagelaran. Disana tidak hanya rombongan Almalia School saja yang berkumpul untuk mengikuti proses pagelaran utama di Saung Angklung Udjo, ternyata ada beberapa rombongan dari instansi lain juga. MC membuka acara pagelaran dengan terlebih dahulu mengenalkan singkat tentang Saung Angklung Udjo, tim rampak kendang yang ada di panggung, dan urutan prosesi acaranya. Anak-anak siswa Almalia School beserta orangtuanya pun memilih duduk di barisan depan.
  
Berbeda dengan maunya Haana...πŸ˜…. Haana lebih memilih duduk di tribun barisan paling atas. Kenapa? Karena ternyata bagi Haana itu merupakan kesempatan menarik untuk bisa jelajah naik-turun tangga, jelajah area atas, lompat-lompatan bareng adeknya. Teman-teman Haana mah sibuk fokus melihat gelaran sisingaan, silat, bermain angklung, dan sebagainya, eh ini para duo safari malah asyik sendiri jelajah ruangan. Walhasil, ayah bundanya pun tidak bisa duduk tenang melihat serangkaian acaranya, mau tidak mau harus sibuk "asyik" sendiri mengejar-ngejar Haana dan Raziq.....#alamaaak😩πŸ˜ͺ.
Haana lumayan mau duduk pas tiba waktunya bermain angklung, yah itupun Haana cuma sebentar juga duduknya😬. Haana mau duduk karena ada tim acara yang membagikan-bagikan angklung. Dan karena itu pertama kalinya Haana melihat dan memegang angklung, maka timbul rasa penasarannya...😁. Angklungnya pun dipegang, digoyang-goyang, dibalik-balik sambil sedikit-sedikit tanya.
"ini apa?"
"kok bunyi?"
"kenapa begini?"
"kok warnanya ini?"
"ini dari apa?"

Alhamdulillahnya, ada Akung dan Uti yang telaten menjelaskan ke Haana, secara ayahnya sibuk mengejar-ngejar si adek Raziq di tribun paling atas...πŸ˜†πŸ˜†πŸ˜†.
Alhamdulillah, seiring dengan selesainya acara pagelaran di Saung Angklung Udjo, maka berakhirlah juga acara family gathering Almalia School. Pukul 11.00 acara pagelaran berakhir. Sebelum rombongan Almalia School dibubarkan, ada acara bagi-bagi doorprise oleh para Bunda Guru serta pembagian dus makan siang. Rombongan Almalia School pun berpencar terlebih dahulu untuk menikmati area souvenir dan foodcourt sebelum kembali ke Bus masing-masing. Tim keluarga safari pun ikut menjelajah area souvenir dan foodcourt sebelum pulang naik mobil ikut Uti dan Akung. Haana, Raziq, dan Ayah lebih tertarik makan ice cream. Kalau Bunda dan Uti lebih senang cuci mata di area souvenir. Pastinya, tak lupa membeli oleh-oleh angklung asli buatan perajin Saung Angklung Udjo. Terima kasih banyak teruntuk para Bunda Guru dan Yayasan Almalia atas keseruan dan keriangan Family Gathering 2018 keluarga besar Almalia School...😘😘😘







Komentar