Review Events : Seminar Penatalaksanaan Pelayanan Anak Berkebutuhan Khusus berbasis Kebutuhan Holistik

REVIEW EVENTS :

SEMINAR PENATALAKSANAAN PELAYANAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS BERBASIS KEBUTUHAN HOLISTIK 


JADWAL PELAKSAANAN ACARA :
Sabtu, 26 Agustus 2017
Pkl. 08.00 – 13.00
Di Gedung Eyckman Fakultas Kedokteran UNPAD
Jl. Eyckman no. 38, Bandung

NARASUMBER :
1. Prof. Dr (Ern). Dr., Anna Alisjahbana, Sp. A. (K)
2. Dr. Med. Kurt Vock
3. Prof. Dr. Dr. Kusnandi, Sp. A.
4. Prof. H. C. Dipl. Poed. Joachim Dattke
5. dr. Yulia Suherlina, M. Si.

MODERATOR :
Dr. Sharon Gondodiputro. MARS, MHKes

Informasi tentang adanya penyelenggaraan workshop ini diperoleh melalui jaringan komunikasi di grup WA orangtua murid di Sekolah Taman Kanak – Kanak. Seminar ini merupakan kolaborasi antara kedokteran anak rumah sakit Hasan Sadikin dengan yayasan Suryakanti. Tujuan utama diselenggarakan workshop ini adalah untuk menginformasikan ke kalangan praktisi kedokteran, tenaga kesehatan, pendidik, perguruan tinggi, serta institusi yang bergerak di pelayanan anak kebutuhan khusus, bahwa di Kota Bandung, yayasan Suyakanti sudah bekerjasama dengan yayasan Theodor Hellbrugge Munchen untuk mengembangkan dan menerapkan terapi Montessori pada anak berkebutuhan khusus. Acara ini dibagi ke dalam 2 hari, hari pertama berupa seminar tentang Penatalaksanaan Pelayanan Anak Berkebutuhan Khusus Berbasis Kebutuhan Holistik. Sedangkan pada waktu hari keduanya berupa full day workshop dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore tentang Penerapan Montessori untuk Anak Berkebutuhan Khusus.

Gambar 1. Handout yang diperoleh saat mengikuti seminar.
(sumber : dokumentasi pribadi)
Acara diawali dengan moderator mengenalkan profile para narasumber dan dibuka oleh Ketua Yayasan Suryakanti, yaitu Ibu Anna Alisjahbana. Ibu Anna memaparkan tentang Manajemen Integrasi yang didasarkan Kebutuhan Holistik Anak Berkebutuhan Khusus. Pelayanan anak berkebutuhan khusus (ABK) secara umum tidak berbeda dengan anak biasa. Perbedaannya lebih kepada adanya penanganan ABK yang melibatkan multi sektor karena gangguan yang dialami ABK merupakan gangguan yang multi dimensi baik secara fisik, mental, dan emosional. Oleh karena itu semua pelayanan bagi anak / remaja dengan disabilitas harus mendukung, mempromosikan perkembangan holistik dan kesejahteraan anak/remaja dan keluarganya. 

Gambar 2. Prof. Dr. Dr. Kusnandi Rusmil, Sp. A. Sedang memaparkan “Integrated Health Services for Growth and Development
(sumber : dokumentasi pribadi)
Kemudian pemaparan selanjutnya oleh Prof. Dr. Dr. Kusnandi, Sp. A yang membahas tentang Integrated Health Service for Growth and Development in Indonesia. Di Indonesia, pemerintah dengan bekerjasama dengan ikatan dokter anak, sejak zaman dulu, sudah bekerja bersama – sama dalam hal tumbuh kembang anak. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya kolaborasi dalam penyusunan manual book tentang deteksi dini dan stimulasi dini pada tumbuh kembang anak sejak masih dalam kandungan sampai usia TK. Kartu Menuju Sehat (KMS) merupakan salah satu wujud nyata manual book yang dipegang oleh masyarakat guna memudahkan untuk mengetahui data perkembangan anak setiap bulannya. Keterlibatan pemerintah sangat krusial karena diperlukan integrasi yang baik guna memberikan pelayanan kesehatan yang baik pula. 

Gambar. 3 Suasana sewaktu expert menjelaskan tentang Montessori di Jerman dengan didampingi oleh translator.
(sumber : pribadi)

Gambar. 4 Suasana sewaktu Prof. Dattke menjelaskan tentang Montessori pada Workshop Montessori di hari kedua.
(sumber : pribadi)
Acara selanjutnya ke pokok, yaitu mendengarkan pemaparan dari Dr. Med. Kurt Vock dan Prof. H. C. Dipl. Poed. Joachim Dattke. Kedua expert memaparkan dengan menggunakan bahasa jerman, sehingga diperlukan translator dalam setiap satu kalimat bergantian dari jerman menjadi bahasa indonesia. Pemaparan diawali dengan menjelaskan terlebih dahulu tentang sejarah dimulainya pendidikan inklusi Montessori di jerman, tepatnya di Child Centre Munich, tempat kedua expert tersebut berkiprah. Kemudian fokus pada penerapan terapi Montessori pada ABK. Dan menjelang akhir pemaparan, menjelaskan tentang kerjasama yang sudah dilakukan dengan Yayasan Suryakanti dalam mengembangkan penerapan terapi Montessori di Indonesia. 

Gambar 5. Foto penulis dengan Prof. H. C. Dipl. Poed. Joachim Dattke pada seminar hari kedua.
(sumber : pribadi)
Pemaparan selanjutnya diisi oleh dr. Yulia Suherlina, M. Si terkait tentang Assessment and Resource Center yang menerangkan tentang pentingnya konsep holistik diterapkan pada layanan anak usia dini dan salah satu solusinya dengan menerapkan terapi Montessori. Kemudian pemaparan terakhir oleh tim dari Yayasan Suryakanti yang menjelaskan tentang sejarah dan proses penerapan terapi Montessori di Yayasan Suryakanti. Dari pemaparan tersebut diperoleh informasi bahwa baru setahun ini Yayasan Suryakanti memenerapkan terapi Montessori pada layanan ABK dan ini yang pertama di Indonesia. Hal ini dikarenakan diperlukan proses upgrading para terapis terlebih dahulu yang ternyata memakan waktu berbulan – bulan hingga akhirnya bisa di launching bentuk terapi ini di Yayasan Suryakanti. Proses upgrading tersebut dengan mengirimkan terapis untuk belajar langsung selama beberapa bulan ke jerman, belajar langsung dibawah bimbingan Dr. Med. Kurt Vock dan Prof. H. C. Dipl. Poed. Joachim Dattke. 

Gambar 6. Acara seminar hari pertama diakhiri dengan sesi foto para narasumber
(sumber : pribadi)


Sumber Referensi :
Handout Seminar dan Workshop

Komentar