MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH
KELAS MATRIKULASI BATCH#6 INSTITUT IBU PROFESIONAL
NHW #4
Kelas Bandung 1
Oleh : Dyah Ariani Pratiwi
Wassalamu'alaikum. wr.wb
Salam (calon) Ibu Profesional
(Bunda Haana dan Raziq)
KELAS MATRIKULASI BATCH#6 INSTITUT IBU PROFESIONAL
Kelas Bandung 1
Oleh : Dyah Ariani Pratiwi
Assalamu'alaikum. wr.wb.
Alhamdulillah pekan ini sudah memasuki pekan keempat saya belajar bersama teman - teman seperjuangan ibu pembelajar di kelas Bandung 1. Pada materi pekan #4 ini, saya diajak untuk memahami terlebih dahulu alasan dasar mengapa melahirkan generasi baru. Ya, salah satu alasan melahirkan generasi adalah untuk membangun kembali peradaban dari dalam rumah, karenanya semakin jelas di depan mata tentang ilmu - ilmu apa saja yang penting untuk saya kuasai seiring dengan misi hidup saya di muka bumi ini.
Alhamdulillah pekan ini sudah memasuki pekan keempat saya belajar bersama teman - teman seperjuangan ibu pembelajar di kelas Bandung 1. Pada materi pekan #4 ini, saya diajak untuk memahami terlebih dahulu alasan dasar mengapa melahirkan generasi baru. Ya, salah satu alasan melahirkan generasi adalah untuk membangun kembali peradaban dari dalam rumah, karenanya semakin jelas di depan mata tentang ilmu - ilmu apa saja yang penting untuk saya kuasai seiring dengan misi hidup saya di muka bumi ini.
Diri saya sendirilah yang harus mampu menentukan tahapan ilmu yang harus dikuasai. Atau paling tidak, sekarang saya sudah harus memiliki gambaran prioritas ilmu - ilmu apa saja yang harus saya kuasai di tahap awal, kapan saatnya dijalankan, dan kapan saatnya tiba waktu untuk menambah ilmu baru lagi. Materi pekan #4 selanjutnya adalah mengajak saya untuk memahami konsep mendidik.
Judul tema materi pekan #4 adalah Mendidik dengan Kekuatan Fitrah. Konsep mendidik yang ditekankan pada materi ini bukanlah menjejalkan, mengajarkan, mengisi, dsb. Namun menekankan pada pendidikan yang sejatinya yakni berupa proses membangkitkan, menyadarkan, dan menguatkan fitrah anak. Sebenarnya konsep mendidik anak yang ditekankan pada kelas matrikulasi ini sejalan dengan filosofi Montessori. Sama - sama menekankan untuk membuat anak bergairah belajar dan bernalar daripada hanya sekedar menguasau banyak pelajaran. Sama - sama menekankan pada anak untuk cinta buku daripada bergegas untuk bisa baca tulis.
Sebelum memulai langkah menerapkan mendidik anak sesuai fitrah, maka terlebih dahulu saya harus mampu menggali fitrah diri baik sebagai individu, istri, dan tentunya sebagai ibu. Dan pada NHW#4 ini, saya harus melakukan kroscek ulang dengan NHW sebelumnya, apakah sudah sesuai ataukah ada yang harus ditambahkan dan bahkan perlu diperbaiki. Selanjutnya, saya harus mulai merancang langkah awal dan milestone guna memandu saya dalam menjalankan visi dan misi hidup.
Ok, berikut daftar pertanyaan NHW#4 dari materi Mendidik dengan Kekuatan Fitrah yang harus saya kerjakan :
a. Mari kita lihat kembali Nice Homework #1 , apakah sampai hari ini anda tetap memilih jurusan ilmu tersebut di Universitas Kehidupan ini? Atau setelah merenung beberapa minggu ini, anda ingin mengubah jurusan ilmu yang akan dikuasai?
Alhamdulillah, dengan merenungi peristiwa demi peristiwa yang harus saya, suami, dan keluarga besar hadapi beberapa minggu belakangan ini. Kemudian, saya juga merenungi perjalanan hidup saya semenjak menikah hingga memiliki dua buah hati, Insya Allah, saya sebenarnya yakin dengan jurusan ilmu Home and Fitrah Based Education yang ingin saya tekuni dalam Universitas Kehidupan, sebagaimana yang sudah saya deskripsikan pada NHW#1. Namun, semakin saya renungi, semakin saya telaah perjalanan hidup saya setelah menikah, maka jurusan ilmu yang akan saya kuasai bertambah satu lagi yaitu jurusan ilmu tentang Penulisan / writing.
b. Mari kita lihat Nice Homework #2, sudahkah kita belajar konsisten untuk mengisi checklist harian kita? Checklist ini sebagai sarana kita untuk senantiasa terpicu “memantaskan diri” setiap saat. Latih dengan keras diri anda, agar lingkungan sekitar menjadi lunak terhadap diri kita.
Sampai saat ini, saya belum bisa 100% konsisten untuk melaksanakan checklist harian. Sejak menyusun checklist pada saat NHW#2, sebenarnya sejak saat itulah start saya melaksanakannya. Bahkan selain menuliskannya dalam blog, saya pun sengaja mendownload aplikasi habit tracker yang dapat memudahkan saya dalam memantau progress konsistensi dalam mengerjakannya. Namun pada prakteknya, saya masih banyak bolong - bolongnya. Hal tersebut terlihat jelas pada grafik yang dapat saya baca melalui aplikasi tersebut.
Sebenarnya ada dua faktor yang menyebabkan saya masih belum 100% konsisten melaksanakan checklist harian tersebut. Pertama, faktor yang datang dari diri sendiri (internal), contohnya kala badan saya sedang tidak fit, kegiatan rutin memasak untuk keluarga terpaksa tidak bisa saya centang pada checklist harian karena kondisi sakit membuat saya tidak bisa memasak. Kedua, faktor eksternal, diluar dari diri saya sendiri. Seperti saat anak sedang tidak bisa masuk sekolah, maka kegiatan rutin membuatkan bento bekal sekolah pun terpaksa tidak bisa saya centang pada checklist harian.
c.Baca dan renungkan kembali Nice Homework #3, apakah sudah terbayang apa kira-kira maksud Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Kalau sudah, maka tetapkan bidang yang akan kita kuasai, sehingga peran hidup anda akan makin terlihat.
Sejak menikah hingga dikaruniai amanah oleh Allah SWT berupa anak - anak yang soleh - solehah, membuat saya ingin menjaga amanah tersebut dengan sebaik - baiknya. Saya dan suami, sama - sama memiliki inner child dikarenakan pola pengasuhan yang tidak tepat. Karenya, saya dan suami bertekad untuk tidak mengulangi pengasuhan buruk yang pernah kami alami pada anak - anak.
Tanpa saya sadari, mungkin karena tekad saya dan suami yang begitu besar, Allah SWT membukakan banyak jalan kepada saya untuk selalu bisa memiliki waktu untuk mempelajari beragam ilmu - ilmu pengasuhan dan pendidikan anak beserta folosofinya, seperti Montessori. Dan baru - baru ini saya berkenalan dengan konsep pendidikan berbasis fitrah (Fitrah Based Education / FBE).
Antara FBE dan Montessori meskipun terlihat berbeda, tapi sebenarnya secara filosofi ternyata memiliki nilai - nilai yang sama, antara lain sama - sama berfokus pada anak dan memperlakukan anak secara penuh respek (Montessori) atau yang menurut istilah FBE adalah sesuai "fitrahnya".
Selain itu, saya pribadi berproses cukup lama agar bisa berdamai dengan inner child saya tersebut. Pada saat saya berproses itu, saya menemukan kedamaian kala saya melakukan terapi melalui tulisan. Ya itulah fitrah, sejak saat itu, saya semakin mudah dan senang menulis. Tanpa saya sadari pula, Allah SWT mengarahkan saya untuk bisa semakin berkiprah di dunia literasi dengan menebar imajinasi, inspirasi, dan manfaat dari rumah. Mulai dari mengikuti komunitas literasi, hingga menghasilkan karya berupa buku.
Dengan demikian saya pun menetapkan bahwa Misi Hidup saya adalah :
"Menemukan dan memahami fitrah diri dahulu, memandu dan menderaskan fitrah orang lain kemudian"
Bidang yang akan saya kuasai :
1. Fitrah Based Education (FBE)
Tujuan : mendidik dan memandu anak orang lain (anak / anak didik / dsb) mengenali fitrahnya sehingga tumbuh menjadi pribadi baik dan bermanfaat bagi sesama.
Peran : Pendidik, Dosen, Researcher
2. Literasi
Tujuan : memahami, menggunakan, menganalisis, dan mentransformasi teks dan ide - ide yang disampaikan secara visual (adegan, video, gambar) sehingga dapat menebar imajinasi, inspirasi, dan manfaat pada sesama.
Peran : Author, Blogger, Copy Writer
d. Setelah menemukan 3 hal tersebut, susunlah ilmu-ilmu apa saja yang diperlukan untuk menjalankan misi hidup tersebut.
Untuk bisa menjadi ahli di bidang Fitrah Based Education, maka penting untuk menetapkan tahapan ilmu yang harus dikuasai. Secara umum, ilmu yang saya perlukan untuk mendidik anak sesuai fitrah akan banyak saya temui dan pelajari di dalam IIP. Dengan demikian, tahapan ilmu yang harus saya kuasai disesuaikan dengan tahapan ilmu pada IIP :
c.Baca dan renungkan kembali Nice Homework #3, apakah sudah terbayang apa kira-kira maksud Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Kalau sudah, maka tetapkan bidang yang akan kita kuasai, sehingga peran hidup anda akan makin terlihat.
Sejak menikah hingga dikaruniai amanah oleh Allah SWT berupa anak - anak yang soleh - solehah, membuat saya ingin menjaga amanah tersebut dengan sebaik - baiknya. Saya dan suami, sama - sama memiliki inner child dikarenakan pola pengasuhan yang tidak tepat. Karenya, saya dan suami bertekad untuk tidak mengulangi pengasuhan buruk yang pernah kami alami pada anak - anak.
Tanpa saya sadari, mungkin karena tekad saya dan suami yang begitu besar, Allah SWT membukakan banyak jalan kepada saya untuk selalu bisa memiliki waktu untuk mempelajari beragam ilmu - ilmu pengasuhan dan pendidikan anak beserta folosofinya, seperti Montessori. Dan baru - baru ini saya berkenalan dengan konsep pendidikan berbasis fitrah (Fitrah Based Education / FBE).
Antara FBE dan Montessori meskipun terlihat berbeda, tapi sebenarnya secara filosofi ternyata memiliki nilai - nilai yang sama, antara lain sama - sama berfokus pada anak dan memperlakukan anak secara penuh respek (Montessori) atau yang menurut istilah FBE adalah sesuai "fitrahnya".
Selain itu, saya pribadi berproses cukup lama agar bisa berdamai dengan inner child saya tersebut. Pada saat saya berproses itu, saya menemukan kedamaian kala saya melakukan terapi melalui tulisan. Ya itulah fitrah, sejak saat itu, saya semakin mudah dan senang menulis. Tanpa saya sadari pula, Allah SWT mengarahkan saya untuk bisa semakin berkiprah di dunia literasi dengan menebar imajinasi, inspirasi, dan manfaat dari rumah. Mulai dari mengikuti komunitas literasi, hingga menghasilkan karya berupa buku.
Dengan demikian saya pun menetapkan bahwa Misi Hidup saya adalah :
"Menemukan dan memahami fitrah diri dahulu, memandu dan menderaskan fitrah orang lain kemudian"
Bidang yang akan saya kuasai :
1. Fitrah Based Education (FBE)
Tujuan : mendidik dan memandu anak orang lain (anak / anak didik / dsb) mengenali fitrahnya sehingga tumbuh menjadi pribadi baik dan bermanfaat bagi sesama.
Peran : Pendidik, Dosen, Researcher
2. Literasi
Tujuan : memahami, menggunakan, menganalisis, dan mentransformasi teks dan ide - ide yang disampaikan secara visual (adegan, video, gambar) sehingga dapat menebar imajinasi, inspirasi, dan manfaat pada sesama.
Peran : Author, Blogger, Copy Writer
d. Setelah menemukan 3 hal tersebut, susunlah ilmu-ilmu apa saja yang diperlukan untuk menjalankan misi hidup tersebut.
Untuk bisa menjadi ahli di bidang Fitrah Based Education, maka penting untuk menetapkan tahapan ilmu yang harus dikuasai. Secara umum, ilmu yang saya perlukan untuk mendidik anak sesuai fitrah akan banyak saya temui dan pelajari di dalam IIP. Dengan demikian, tahapan ilmu yang harus saya kuasai disesuaikan dengan tahapan ilmu pada IIP :
- Tahap Bunda Sayang : Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi guru utama dan pertama bagi anak-anaknya
- Tahap Bunda Cekatan : Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya sehingga menjadi keluarga yang unggul.
- Tahap Bunda Produktif : Ilmu-ilmu untuk meningkatkan rasa percaya diri ibu, dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya
- Tahap Bunda Shaleha : Ilmu-ilmu untuk meningkatkan peran ibu sebagai agen pembawa perubahan di masyarakat, sehingga keberadaannya bermanfaat bagi banyak orang.
Sedangkan untuk bisa menjadi ahli di bidang literasi, maka tahapan ilmu yang harus saya kuasai :
- Teknis penggalian ide
- Teknis perumusan masalah
- Teknis penulisan
- Teknis membuat draft / outline
- Elemen - elemen dalam literasi
- Percetakan
- Publikasi
- Manajemen Diri
- Manajemen Waktu
- Manajemen Gadget
e. Tetapkan Milestone untuk memandu setiap perjalanan anda menjalankan Misi Hidup
Menurut Malcolm Gladwell, untuk menjadi seorang ahli dalam suatu bidang, maka dibutuhkan jam terbang sebanyak 10.000 jam. Dengan rumus 10.000 jam terbang, maka alokasi waktu pertama yang wajib adalah menetapkan waktu untuk produktivitas diri. Di dalam waktu produktif tersebut, ada aktivitas yang didedikasikan untuk mencari ilmu, mempraktekkan, dan menuliskannya yang akan mempertinggi jam terbang.
Untuk saat ini, dalam satu hari saya hanya bisa mengalokasikan maksimal 5 jam per hari sebagai waktu produktif. Setelah waktu produktif ditetapkan, selanjutnya adalah menghitung rumus cara mencapai 10.000 jam terbang, sehingga saya bisa tahu perlu berapa tahun agar saya bisa menjadi ahli dalam suatu bidang. Caranya adalah 10.000 jam dibagi dengan waktu produktif yang telah saya tetapkan (5 jam per hari), maka hasilnya adalah jumlah tahun yang saya butuhkan untuk mencapai 10.000 jam terbang, yakni kurang lebih memerlukan waktu 5,5 tahun.
Berikut adalah ilustrasi 10.000 jam terbang saya :
Berikut adalah rancangan milestone yang sekiranya dapat memandu saya dalam menjalankan misi hidup dengan kurun waktu 5 tahun yang terhitung sejak kelas matrikulasi IIP dimulai, sehingga saya menetapkan KM 0 pada saat saya berusia 32 tahun, semoga ketika saya berusia 37 tahun (5 tahun kemudian) nanti sudah akan terlihat hasilnya :
f. Koreksi kembali checklist anda di NHW#2, apakah sudah anda masukkan waktu-waktu untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut di atas. Kalau belum segera ubah dan cantumkan.
Belum, ternyata setelah saya renungi kembali, checklist yang sudah saya jabarkan pada NHW#2 ternyata perlu diperbaiki. Berikut saya tampilkan checklist dengan konsep before - after :
g. Lakukan, lakukan, lakukan, lakukan
"Bismillahirrahmanirrahiiiim....just do it! just action!"
Salam (calon) Ibu Profesional
(Bunda Haana dan Raziq)
Sumber :
- Materi Kelas Matrikulasi oleh Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional, 2018
- Aryoko A. Andita. 2018. Memahami (bakat) Diri Dahulu, Memandu (bakat) Anak Kemudian. Banten : Penerbit Aryoko Indonesia
Komentar
Posting Komentar