Kota Madiun
terkenal dengan nasi pecelnya, padahal selain itu ada satu lagi panganan
khasnya, yakni Nasi Jotos. Jotos dalam bahasa Jawa berarti pukulan atau
tinjuan. Meskipun namanya Nasi Jotos, panganan ini tidak akan membuat
penikmatnya terutama dompetnya babak belur, kok. Lho kenapa? Yup, Nasi Jotos
ini harganya sangat-sangat terjangkau. Hanya dengan kisaran harga Rp.3.000 –
Rp.4.000 saja, sepiring Nasi Jotos sudah bisa dinikmati hingga kenyang.
Sebenarnya, nama
Nasi Jotos ini sama seperti penamaan Nasi Kucing ala Jogja maupun Nasi jinggo
Bali. Penamaan Nasi Jotos ini tak lain karena memang bentuknya yang khas.
Bentuk serta ukuran bungkusan Nasi Jotos ini menyerupai kepalan tangan. Seolah
seperti kepalan tangan yang sedang menggenggam akan melakukan pukulan /
jotosan. Ide penamaannya ada-ada saja kan ya. Tapi justru keunikan namanyalah
yang membuat panganan ini diserbu berbagai kalangan.
Dalam satu porsi
Nasi Jotos terdiri dari nasi lengkap dengan lauk pauk sederhana seperti orak-arik
tempe, tahu bumbu bali pedas, bihun / mie goreng, dan sambal. Sederhana kan,
hmm...tetapi kenapa banyak penikmatnya ya, jawabannya adalah di kelezatan
sambalnya. Isi dari Nasi Jotos ini sangatlah sederhana bahkan sangat merakyat
(kalau istilah saya mah ya), namun yang membuatnya tetap istimewa adalah
sambalnya yang lezat sekaligus pedas.
Bagi pecinta
sambal pedas, berbahaya nih, bisa-bisa ketagihan tidak berhenti-henti makan
Nasi Jotos lhooo...π
Oh iya selain
itu yang membuat Nasi Jotos ini digemari juga karena porsinya. Ukuran bungkusan
Nasi Jotos yang menyerupai kepalan tangan yang sedang menggenggam ini ternyata
terbilang besar bila dibandingkan dengan ukuran bungkusan Nasi Kucing. Saya
sendiri hanya memakan 1 porsi Nasi Jotos saja sudah sangat kenyang. Namun bila
saya memakan Nasi Kucing, perlu 2-3 porsi baru bisa kenyang. Ups, ketahuan deh
kalau saya makannya banyak, hehe...π
Dahulu Nasi
Jotos hanya bisa diperoleh di warung khusus sekaligus tempat nongkrong di malam
hari sembari menyeruput wedhang hangat seperti kopi, teh, STMJ, dsb. Warung –
warung tersebut hanya buka dari sore hingga malam hari. Selain ditemani wedhang
hangat, disediakan juga menu tambahan sebagai pelengkap lauk pauk dari seporsi
Nasi Jotos. Telur ceplok, Hechi (kalau di Bandung namanya bala-bala), ayam
goreng, empal daging, sate telur puyuh, sate usus, dan masih banyak lagi ragam menu
tambahannya.
Kalau sekarang,
Nasi Jotos sudah tidak hanya dijual di warung – warung khusus dengan jam buka
tertentu. Pagi – pagi pun sebagai menu sarapan, Nasi Jotos sudah bisa dibeli di
warung – warung penjual Nasi Pecel. Jadi di Madiun sekarang ini, kebanyakan warung
penjual Nasi Pecel pun sudah menyediakan menu Nasi Jotos. Penikmat Nasi Jotos
ini pun sudah tidak perlu susah-susah mencari penjual Nasi Jotos yang tadinya
hanya ada di sore dan malam hari saja.
Hmmm....buat
saya pribadi bisa makan dan menikmati Nasi Jotos kapan pun saya mau tanpa harus
menunggu waktu sore atau malam hari itu rasanya bagaikan surga dunia, hehe...Apalagi
harganya yang sangat ramah itu, jadi lumayan buat menghemat uang makan juga
lho...sungguh menggoda kan?!πππ
Cuma sayangnya
masih susah-susah gampang cari penjual Nasi Jotos yang menunya bisa di-upgrade
seperti yang kita mau. Maksudnya seperti menu Nasi Jotos untuk anak kecil.
Ketika semua orang dewasanya makan Nasi Jotos, maka saya pun jadi susah beli
buat para krucil. Karena Nasi Jotos dijualnya sudah berbentuk bungkusan jadi
seperti itu, kita tidak bisa dengan mudahnya request cuma pakai nasi sama mie
saja dan tidak pakai sambal. Jadi mau tidak mau ya harus mau repot sedikit
berburu penjual Nasi Jotos yang mau direpotin request khusus itu.
Ok, bagi yang
sedang dan akan berkunjung ke Kota Madiun silakan mencoba menu panganan khasnya
selain Nasi Pecel dan Brem, yup, Nasi Jotos ini pun punya Kota Madiun lho, dan highly
recommended!πππ
Komentar
Posting Komentar