Oleh
: Dyah Ariani Pratiwi
“Halo, perkenalkan,
namaku Bebis, aku adalah boneka bulat berwarna kuning dan merupakan boneka kesayangan
Hannah”.
“Aku selalu setia menemani
Hannah. Saat Hannah bermain, saat Hannah makan, bahkan aku pun menemani di setiap
tidurnya”.
Aku berkenalan pertama
kali dengan Hannah saat baru berusia 7 bulan. Kala itu, Hannah sedang aktif
belajar duduk, merangkak, dan berjalan. Aku selalu menemani setiap Hannah lincah bergerak aktif. Seringkali, aku jadi penyelamat antara Hannah dengan lantai.
Karena Hannah masih belajar bergerak, maka berkali – kali pula jatuh membentur
lantai. Tetapi karena aku selalu ada didekatnya, berkali – kali pula aku pun
bisa mencegah Hannah terluka.
Oh iya, namaku Bebis
merupakan pemberian dari Ibu Hannah. Katanya karena mulutku membentuk sebuah
senyuman indah dan tubuhku mungil seperti bayi, jadilah sebutan baby smile. Asal nama Bebis pun diambil
dari singkatan baby smile yang bila
dieja seolah terdengar seperti bebi smile.
Lalu oleh Ibu Hannah dari ejaan bebi smile
kemudian disingkat menjadi bebis. Supaya memudahkan Hannah memanggilku. Pada
awalnya, Hannah belum bisa jelas memanggil namaku. Dulu Hannah hanya bisa
memanggilku “bis” saja. Tetapi lambat laun, seiring keterampilan berbicara
Hannah yang semakin berkembang, namaku bebis bisa disebutnya dengan lantang dan
jelas. Ah, bila mengingat kembali momen itu, aku pun sangat terharu.
Suatu ketika, Hannah yang
baru 1,5 tahun harus memasuki lingkungan daycare
karena Ibu dan Ayah Hannah bekerja dan tidak ada yang bisa menjaganya dirumah.
Hari pertama Hannah masuk ke bangunan warna – warni yang disebut daycare itu, aku menemani Hannah yang menangis
tiada henti. Aku pun ikut bersedih melihat Hannah menangis terus. Hannah
memelukku sangat erat sambil tak hentinya memanggil Ayah dan Ibu. Untungnya
tidak lama kemudian Ibu pun datang menjemput Hannah. Ibu Hannah bekerjanya
tidak seharian seperti Ayah Hannah. Ibu Hannah hanya masuk kerja seminggu tiga
kali dan cuma 4 sampai 5 jam dalam sehari. Jadi Hannah tidak terlalu ketakutan
setiap masuk daycare dan lama – lama Hannah
pun bisa beradaptasi.
“Ibu, bebis kotor!”,
jelas Hanna kepada Ibu.
“Wah, kenapa bebis
badannya bisa penuh bercak coklat?”, tanya Ibu kepada Hanna.
“Susu coklat Hanna tumpah
ke badan bebis”, jawab Hanna dengan malu – malu.
“Yuk, Hannah bantu Ibu
memandikan bebis. Nanti setelah bebis mandi, badannya bisa bersih dan harum
kembali lho. Hannah mau kan membantu Ibu?”, ucap Ibu dengan tersenyum.
“Hannah mauuuu.....”,
jawab Hannah dengan penuh semangat.
Sore itu, aku bisa
bermain air dengan riang bersama Hannah dan Ibu. Karena Hannah senang sekali
bermain air, bajunya pun sampai basah. Alhasil, Ibu pun memandikan Hannah juga sambil
diselingi candaan riang. Ah, kenangan yang indah sekali bagiku.
“Ayah, bebis mana?”,
tanya Hannah tiba – tiba.
“Coba Hannah lihat
dibagian bawah kursi mobil, ada atau tidak?”, jawab Ayah yang sedang menyetir
mobil.
“Bebisnya sudah ketemu
apa belum, Hannah?”, ucap Ibu yang duduk di sebelah Ayah.
“Huaaaaaaaa.....bebis
tidak adaaaaaa.....”, jerit Hannah yang sedang duduk di car seat-nya.
Yup, seringkali, setiap aku
ketinggalan di rumah, Hannah yang sedang diperjalanan pasti akan menangis
kencang mencariku. Alhasil, Ayah dan Ibu pun sampai harus memutar mobil kembali
ke arah rumah hanya demi mengambilku yang tertinggal.
Tapi semakin Hannah
besar, semakin banyaklah temannya. Aku pun semakin sering tertinggal dirumah. Aku
sedih. Hannah seolah semakin menjauhiku. Tapi ternyata aku salah. Meskipun
teman bermain Hannah semakin banyak, meskipun aku semakin jarang diajak main
bersama – sama, aku selalu diletakkan Hannah di dekat bantal tidurnya.
Ternyata, Hannah tetap mau ditemani olehku setiap tidur.
Pada suatu pagi yang
cerah, Hannah tiba – tiba menggendongku lalu mengajakku naik mobil bersama –
sama Uti dan Akung. Kudengar dari obrolan Uti dan Akung disepanjang jalan,
bahwa Hannah mau diajak menengok Ibu di rumah sakit bersalin.
“Hmm, ada apa ya gerangan”,
bisikku penasaran.
Tiba di rumah sakit,
kulihat Ibu sedang terbaring lemah, namun wajahnya memancarkan binar bahagia.
Senyumnya yang hangat menyambutku dan Hannah lalu kami berdua dipeluk oleh Ibu.
“Ibu, adik Hannah sudah
lahir ya, berarti Hannah sudah jadi kakak kan. Ini Hannah bawa bebis buat adik
bayi. Nanti adik bayi boleh ditemani bebis ya. Nanti di rumah, adik bayi boleh
bobo bareng Hannah dan bebis”, kata Hannah dengan penuh semangat.
Sejak saat itu, setiap
Hannah sibuk belajar dan bermain di sekolah TK, aku pun jadi sibuk menemani
adik bayi di rumah. Aku pun sangat senang dan tak lupa kuucapkan hamdalah,
Alhamdulillah.
Bandung, 18 Februari 2018
#kelasmenulisceritanak
#kelasMCA
image source by pinterest
Terima kasoh beos,,,,
BalasHapus